Lautan menyerap CO2 dari
atmosfer sekitar 2,2 giga ton per tahun atau 30 % dari total CO2
yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. CO2 yang masuk ke dalam laut
berbentuk asam karbonat (carbonat acid) yang akan membuat laut semakin asam.
Hal ini akan membuat pH air laut turun dan juga menurunkan konsentrasi ion
karbonat. Berkurangnya ion karbonat akan menurunkan kemampuan karang untuk membangun
kerangka dan strukturnya.
Pertukaran CO2 di lautan
dalam skala global sebenarnya seimbang, akan tetapi pengaruh keadaan setempat
seperti fluktuasi suhu permukaan laut, tingkat kegaraman (salinitas), kecepatan
angin, kandungan CO2 di atmosfer dan lautan, reaksi kimia dengan
spesies di permukaan laut serta aktivitas biologi lautan mempengaruhi besarnya
fluktuasi CO2 antara lautan dan atmosfer.
Laut mempunyai arti penting dalam
siklus karbon, karena siklus karbon sebagian besar terjadi di laut. Menurut
ahli biologi, hanya 10 % siklus karbon yang terjadi di darat, sedangkan sisanya
terjadi di laut. Arti penting itu semakin disadari padacsaat ini, saat dimana
isu pemanasan global menjadi perhatian penting. Pemanasan Global (Global
Warming) merupakan peningkatan suhu rata-rata atmosfer, bumi, maupun lautan.
Hal ini diakibatkan karena adanya peningkatan atau pertambahan jumlah gas rumah
kaca (GRK), antara lain karbon monoksida (CO), CFC, O3, khususnya
karbon dioksida. Pengasaman laut merupakan konsekuensi langsung dari
meningkatnya emisi karbon dioksida.
Pengasaman laut ialah perubahan kimia
air laut akibat peningkatan karbon dioksida di atmosfer. Karbon dioksida (CO2)
yang terserap oleh air laut inilah yang mengakibatkan perubaha kimia air laut.
Karbon dioksida dalam air dapat menimbulkan pembentukan asam karbonat (H2CO3),
sehingga menyebabkan pH laut turun sebesar 0,1 unit. Meskipun ini terlihat
seperti bukan sebuah perubahan besar, namun skala pH adalah skala logaritma.
Dengan demikian, 0,1 satuan perubahan pH diterjemahkan ke dalam peningkatan 30
% pada ion hidrogen. Bahkan diproyeksikan turun lagi sebesar 0,3-0,4 unit pada
akhir abad ini bila emisi gas CO2 terus bertambah.
Pergeseran zat-zat kimiawi dalam lautan
tidak hanya meningkatkan keasaman tetapi juga mengurangi ketersediaan ion
karbonat yang banyak digunakan hewan untuk membangun kerangka yang terbuat dari
kalsium karbonat. Penurunan ini membuat organisme seperti karang dan moluska
berjuang untuk membangun dan memelihara struktur pelindung mereka. Jika tekanan
terhadap mereka besar, maka kemungkinan kepunahan populasi tidak dapat
terhindarkan, termasuk ekosistem terumbu karang di Florida.
ANCAMAN BAGI FLORIDA
Amerika Serikat adalah
penyumbang terbesar untuk pemanasan global, memiliki tanggung jawab untuk
hampir seperempat dari semua emisi karbon yang dibuat manusia. Setiap hari,
Amerika rata-rata menyumbangkan sekitar 118 pon karbon dioksida ke atmosfer
(sebagian besar hasil industri dan kegiatan yang menggunakan bahan bakar
fosil). Secara tahunan, rata-rata Amerika menambahkan 22 ton karbon dioksida ke
atmosfer. Pada tahun 2003, Amerika memproduksi 6,5 milyar dari 27,7 miliar ton
karbon dioksida yang dihasilkan, dan angka ini bertambah setiap tahunnya.
Florida, sebuah negara
bagian di AS yang terletak di Tenggara Amerika Serikat, berbatasan dengan
Albama dan Georgia. Terletak pada 24o 27’ LU – 31oLU dan
80o 02’ BB – 87o BB. Sebagian besar wilayah Florida
berupa semenanjung yang dibatasi oleh Teluk Meksiko dan Samudera Atlantik.
Florida memiliki terumbu karang yang paling luas di seluruh Amerika Serikat
(terbesar ketiga di dunia).
Oleh karena itu,
pemanasan global sangat berpengaruh pada wilayah Florida, terutama pengaruh
kondisi pengasaman laut terhadap ekosistem terumbu karang dan sumber daya
lautnya. Pemanasan global memberikan konstribusi terhadap ancaman kehidupan
laut dan pesisir Florida.
MEKANISME PENGASAMAN LAUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP TERUMBU KARANG
Pemanasan global atau biasa disebut global warming merupakan suatu fenomena
yang terjadi sejak ditemukannya mesin uap oleh James Watt sehingga menyulut
sebuah revolusi besar di Inggris, yaitu Revolusi Industri. Secara singkat pemanasan global dapat diartikan sebagai fenomena meningkatnya suhu
rata-rata permukaan bumi akibat gas rumah kaca yang terus terakumulasi di
atmosfer.
Kontributor
terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida(CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan
(terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari
pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC).
Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2
juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan
CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer.
Global warming dan pengasaman laut mempunyai hubungan yang
sangat erat, dapat diibaratkan seperti ini global warning membawa malapetaka di
daratan, dan asidifikasi
(pengasaman laut) membawa malapetaka bagi spesies laut. Global warming juga
berkontribusi terhadap meningkatnya permukaan air laut dan suhu rata-rata air
laut.
Ocean acidification (pengasaman laut) adalah istilah yang diberikan untuk proses turunnya kadar
pH air laut yang kini tengah terjadi akibat penyerapan karbon dioksida di atmosfer yang dihasilkan dari kegiatan manusia (seperti
penggunaan bahan bakar fosil). Air laut bersifat sedikit basa dengan derajat
keasaman (pH) sekitar 8,2 di dekat permukaan air laut. sejauh ini sejumlah
emisi karbon dioksida yang terlarut dalam lautan menurunkan pH air laut sekitar
0,1 (berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh National Research Council).
Penurunan pH 0,1 berarti air menjadi 30 persen lebih asam
dari kondisi sebelumnya. Jika carbon dioksida terakumulasi secara
terus-menerus, diperkirakan tingkat keasaman laut akan turun menjadi 7,8 pada
tahun 2100. Pada saat itu air akan menjadi 150 persen lebih asam dibandingkan
pada tahun 1800. Tidak ada negosiasi dalam perjanjian pembahasan khusus efek
penyerapan karbon di lautan, di mana hasil studi menunjukkan absorbsi karbon
adalah kunci yang merusak makhluk berkerangka keras di lautan.
Karbon dioksida (CO2) merupakan sumber utama yang menyebabkan
laut kian asam. Oksida asam yang satu ini dapat berasal dari berbagai
aktifitas, diantaranya hasil buangan industry, peternakan, kendaraan, pembukaan
lahan; dapat dikatakan bahwa sesuatu yang sifatnya menghasilkan energi
sepertinya menghasilkan gas ini. Bahkan manusia juga menyuplai CO2
melalui proses pernapasan.
Peningkatan suhu
permukaan laut menyebabkan daya larut (solubilitas)nya semakin berkurang. Dalam
prosesnya, apabila tekanan parsial gas karbon dioksida di atmosfer lebih tinggi
dari tekanan di dalam air laut, maka laut akan menyerap karbon. Artinya, bila
suhu permukaan laut lebih rendah dari atmosfer (konsentrasi gas CO2
lebih besar/jenuh di atmosfer, maka pergerakan CO2 adalah dari
atmosfer menuju laut. Sebaliknya, laut akan melepas karbon bila tekanan parsial
(tekanan yang diberikan oleh komponen-komponen gas dalam campuran gas) gas
karbon dioksida di dalam air laut lebih tinggi dari tekanan di atmosfer.
Karbon dioksida (CO2)
masuk dari atmosfer ke lautan melalui bubble
(media penghubung pertukaran gas-gas antara laut dan atmosfer). Bubble ialah gelembung-gelembung air
yang terbentuk akibat deburan ombak. Banyak sedikitnya gelembung-gelembung
dipengaruhi oleh kecepatan angin. Hal inilah yang membuat kecepatan angin
berpengaruh terhadap interaksi pertukaran CO2 antara laut dan
atmosfer. Kelarutan CO2 di laut dipengaruhi oleh suhu permukaan air
laut dan salinitasnya. Kecepatan pertukaran gas antara lautan degan atmosfer
dipengaruhi oleh suhu permukaan laut dan kecepatan angin.
Karbon dioksida (CO2) yang diserap oleh lautan dapat menjadi asam ketika
bereaksi dengan air (H2O) sehingga disebut oksida asam. Reaksi tersebut menghasilkan
senyawa asam karbonat (H2CO3) yang merupakan asam lemah.
CO2(g)
+ H2O(l)
H2CO3(aq)
Seperti semua asam, asam
karbonat kemudian melepaskan ion hidrogen (H+) ke dalam lautan (spesi
yang mengindikasikan larutan bersifat asam menurut teori Asam Basa Arrhenius).
H2CO3(aq) H+(aq) +
HCO3-(aq)
Keasaman
air laut ditentukan oleh konsentrasi ion hidrogen. Oleh karena itu, peningkatan
ion hidrogen dari pnyerapan karbon dioksida menurunkan pH laut dan meningkatkan
keasamannya. Selain melepaskan ion hidrogen, asam karbonat juga membentuk ion
bikarbonat (HCO3-).
Karbonat dan ion bikarbonat sebenarnya berada dalam
kesetimbangan satu sama lainnya. Namun saat CO2 berlebih memasuki
lautan, maka akan menghasilkan banyak ion bikarbonat sehingga terjadi
pergeseran kesetimbangan pada ion karbonat. Proses ini menghabiskan jumlah ion
karbonat yang tersedia bagi kehidupan laut.
Air laut menjadi kekurangan persediaan karbonat akibat
pembentukan ion bikarbonat. Padahal ion karbonat merupakan zat yang digunakan
oleh puluhan riu spesies hewan laut untuk membentuk cangkang dan tulang
(kerangka) serta karang. Jika keasaman lautan cukup tinggi, air laut menjadi
korosif dan melarutkan cangkang, melemahkan pertumbuhan hewan lautdan terumbu
karang beserta jutaan spesies yang bergantung padanya.
Reaksi pembentukan karang
dan cangkang adalah sebagai berikut :
Ca2+
+CO32-
CaCO3 (kalsium karbonat/ zat kapur)
Jika suplay
karbonat berkurang, maka karang harus mengeluarkan energi yang lebih banyak
untuk mengumpulkan ion tersebut. Bahkan bukan hanya melemahkan pertumbuhan
karang, jika keasaman laut cukup tinggi, air laut akan menjadi korosif , dan
melarutkan cangkang.
Mengingat,
lokasinya yang berada di tenggara Amerika Serikat, terumbu karang Florida
begitu rentan untuk mengalami kerusakan bahkan kematian. Dengan banyaknya
karbon dioksida yang diemisikan oleh negara adidaya ini, maka peningkatan
penyerapan karbon dioksida oleh lautan Florida tidak dapat dihindarkan lagi.
inilah yang meyebabkan pengasaman laut semakin menjadi dan merusak ekosistem
terumbu karang di Florida.
Apabila pengasaman laut ini terus
terjadi, maka dapat dipastikan terumbu karang di Florida tidak akan bertahan
hingga beberapa decade ke depan. Serta akan mengakibatkan dampak negatif
lainnya terhadap ekosistem dan organisme laut lainnya. Misalnya gangguan
terhadap pertumbuhan dan reproduksi biota laut yang akhirnya merugikan
masyarakat Florida.
BAB III
SOLUSI PERMASALAHAN
Dalam
jurnalnya, penulis telah menyiratkan bahwa perlu dilakukan konservasi terhadap
terumbu karang yang telah mengalami kerusakan atau kematian. Menurut kami, hal
yang terpenting dalam mengatasi problem pengasaman laut akibat pemanasa global
ini adalah dengan pemangkasan atau mengurangi emisi karbon dioksida.
Meminimalisasi karbon dioksida merupakan satu-satunya cara ampuh yang dapat
dilakukan untuk memperlambat dan mengurangi asidifikasi lautan dengan
mengurangi aktivitas yang dapat menghasilkan gas CO2. Tidak mungkin
untuk menaikkan derajat keasaman laut dengan cara menetralkannya seperti teori
netralisasi asam basa. Karena butuh berton-ton basa yang harus dilarutkan untuk
mencapai pH sedikit basa yang memungkinkan organisme untuk hidup lebih baik.
Hal ini
menjadi tanggung jawab bagi kita semua, bukan hanya bagi masyarakat Florida.
Karena pengasaman laut saat ini juga sedang berlangsung di laut kita,
Indonesia. Untuk menjaga agar terumbu karang dan organisme laut kita tetap
hidup dengan sebagimana mestinya, maka kita harus melakukan upaya yang sama,
yaitu mengurangi emisi karbon dioksida.
BAB IV
KESIMPULAN
1.
Peningkatan emisi gas rumah kaca,
terutama karbon dioksida Amerika Serikat merupakan penyebab utama pengasaman
laut di Florida.
2.
Pengasaman laut terjadi akibat
penyerapan karbon dioksida yang semakin meningkat sehingga menaikkan
konsentrasi ion H+ di laut.
3.
Pengasaman laut menyebabkan kerusakan
terumbu karang karena ion bikarbonat yang jenuh menghambat pembentukan karang
dengan mengurangi ion karbonat (CO32-).
4.
Upaya yang harus dilakukan untuk
membenahi kerusakan ini ialah dengan pengurangan emisi gas rumah kaca
(khususnya karbon dioksida) dan konsrvasi terumbu karang terhadap terumbu
karang yang terlanjur mengalami kerusakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Proses Pengasaman Laut. http://oseanografi.wordpress.com. Dikases tanggal
25/03/2012/pukul 21.00 WIB
Anonim. 2008. Asidifikasi Lautan. http://blogtrikdantips.blogspot.com. Dikases tanggal
25/03/2012/pukul 20.00 WIB
Anonim. 2011. Lautan Mengasam : Terumbu Karang Butuh
Perlindungan. http://agentpantaicarita.wordpress.com. Diakses tanggal
26/03/2012/pukul 08.00 WIB
Dewi. 2009. Pengasaman Laut Mengancam Organisme Lautan.
http://www.goblue.or.id. Dikases tanggal
25/03/2012/pukul 20.00 WIB
Feely, Richard. A, dkk.
2006. Carbon Dioxide and Our Ocean Legacy.
San Marcos : California State
University
Mardesyawati, Aar. 2011. Siklus Karbon di Laut. http://www.beritadaerah.com. Dikases tanggal
25/03/2012/pukul 21.00 WIB
NDRC. 2007. Global Warming’s Effect on Florida’s Oceans
and Coasts Demand Immediate Action. United States : Florida
Safrizal, Rino. 2011. Asidifikasi Lautan dan Dampaknya Terhadap
Terumbu Karang. http://downloadmaterikimia.blogspot.com. Diakses tanggal
25/03/2012/pukul 21.30 WIB
Seavey, J.R, dkk. 2011. Decadal Changes in Oyster Reefs in The Big
Bend of Florida’s Gulf Coast. United States : Florida
Keren nih admin nya, I love u Jesaya ! Eh salah I Love u admin
BalasHapus